“Aduh Mbaaaaaak .. Mbak ceroboh .. nabrak nabrak nggak bilang bilang “ kataku untuk menggodanya, aku terhiptnotis dengan kata kata presenter, sungguh sangat memikat cara bicaranya, aku menjadi luruh. Tinggi tubuhnya yang semampai 170 cm, ukuran buah dadanya yang montok dengan menggunakan kaos yang mencetak bongkahan dadanya itu.
“Daah .. nanti kita selesaikan .. kita cari tempat aja kita rembug “ sahut Susan Bachtiar dengan meninggalkan aku, aku pun masuk ke dalam mobilku kemudian menjalankan mobilku, aku keluar jalan dan menuju ke jalan menuju kantor yang selama ini kugunakan untuk menggarap artis artis yang pernag kukontoli, aku pengin menikmati tubuh molek Susan Bachtiar yang kini membuntuti aku sampai di ruko itu.
Aku keluar dari mobilku, menunggu Susan Bachtiar keluar.
“Ke kantorku aja Mbak .. ada lantai atas “ sahutku dengan memencet remote mobilku agar terkunci, aku pun bergegas masuk ke atas, Susan Bachtiar menyusulku di belakang, kubuka kantorku
“Sialan .. macet tak karuan .. capek nyetirnya “ ucap Susan Bachtiar dengan wajah capek tak karuan.
Aku tersenyum lalu membuka kulkas dan memberikan sebotol minuman dingin.
“Trim .. you’re my friend “ sahut Susan Bachtiar dengan gaya bahasa Inggrisnya yang clear itu. Kutatap wajahnya yang cantik itu membuat Susan Bachtiar tersenyum.
“Mbak Susan masih cantik .. gimana kabar kerjaan Mbak Susan ? “ tanyaku sambil duduk di sofa yang biasa menerima tamu, di mana aku pernah menggarap Hajjah Pipik Dian Irawati ku kontoli di sofa ini pagi pagi.
“Baik .. masih sibuk sekali .. susah membagi waktu antara karier dan rumah .. macet jadi biang keladi “ sahut Susan Bachtiar dengan wajah yang mulai sumringah, aku sengaja duduk dengan menaikan bajuku agar terlihat bagian selakanganku, tonjolan itu membuat Susan Bachtiar mulai ketar ketir. Naluri kewanitaanya mulai bangkit karena aku sudah mulai bicara menjurus jurus ke porno.
“Bosan aku sama pacarku .. minta itu teruuuuuus “ sahutku membuat Susan Bachtiar sampai tergelak, Susan Bachtiar menata nafasnya agar tidak kawatir, wanita ini larut dalam obrolan, aku memegang kendali arah bicara, menyinggung seks dengan vulgar.
“Mbak suka digituin ndak ?” tanyaku membuat Susan Bachtiar menjadi terlonjak
“Aaaaaaaaah .. pertanyaanmu membuatku pengin .. duuh .. malah salah ngomong “ ralat Susan Bachtiar yang melirik ke selakanganku yang mulai membesar itu. Lirikan itu tertangkap mataku, Susan Bachtiar sampai tersipu malu.
“Wah doyan kontol juga Susan ini “ batinku dengan menyimpulkan, cara duduknya mulai nakal, mengangkat pahanya yang mulus, apalagi roknya tidak panjang, aku kemudian menggeser duduknya dengan berpindah ke samping Susan Bachtiar, Susan Bachtiar menjadi terkejut dan ketakutan
“Hei .. kau mau apa ?” selidik Susan Bachtiar dengan nafas tak karuan
“Mbak Susan cantik .. “ pujiku dengan menatap Susan Bachtiar yang berambut pendek sebahu itu, akibat tatapanku itu Susan Bachtiar menunduk. Tanganku menaikan dadunya, tangan Susan Bachtiar menahan.
“Jangaaaaan “ keluh Susan Bachtiar dengan nada parau, suaranya seperti mendesah. Namun tangannya hanya ringan saja menahanku, sehingga dagunya aku naikan, Susan Bachtiar tidak berani menatapku, habis bertatapan sebentar, Susan Bachtiar menunduk paksa, tangannya meremas sofa dengan kuat.
“Mbak pengin ?” tanyaku dengan mengelus elus lengan Susan Bachtiar, Susan Bachtiar sampai gemetar merasakan elusan tanganku di lengannya, kulitnya benar benar mulus sekali, wajahnya yang cantik dengan polesan bibir merah itu kembali menatapku.
Wanita ini memang sedang kesepian, aku sudah tidak tahan dan langsung memeluk tubuhnya, Susan Bachtiar terkejut namun kemudian membalas lumatanku, kami berdua terlibat dalam pertarungan bibir itu, Susan Bachtiar kemudian memegang kepalaku, mengontrol lumatan dan pagutan itu, kami berdua semakin tenggelam dalam kenikmatan cumbuan bibir, tanganku masuk mengelus elus pahanya.
“Ooh aaaaaaaaaauh sssssssssssshhh sssshh .. Haaaaan “ sahut Susan Bachtiar dengan mendesah manja.
“Ya Mbaaaaaaak “ sahutku dengan masuk lebih dalam mengelus elus memeknya yang ternyata sudah basah.
“Eh ..bagaimana aku meminta .. aduuuh .. “ keluh Susan Bachtiar kebingungan
“Bilang aja Mbak Susan minta dikontoli “ sahutku enteng sampai membuat Susan Bachtiar membelalakan matanya, aku tersenyum.
“Kamu jorok “ maki Susan Bachtiar dengan gemas langsung meremas kontolku keras, aku sampai terlonjak keenakan dicekal kontolku masih di dalam celanaku
“Aku mau lihat .. please .. seberapa besar milikmu “ sahut Susan Bachtiar tak sabaran itu. Tangan Susan Bachtiar masih meremas remas kontolku yang ngaceng itu. Aku menarik kaitan celanaku, dengan gesit Susan Bachtiar membantu aku, tak lama kemudian kontolku menyeruak keluar
“Oh My God .. besaaaaaaar sayaaaaaaaaaaang “ puji Susan Bachtiar dengan tersenyum kemudian memegang kontolku dan diremas remas itu.
“Nggak adil .. aku pengin melihat Mbak Susan “ kataku pada Susan Bachtiar dengan menarik kaosnya ke atas, Susan Bachtiar tidak menahanku, kaos itu akhirnya keluar dari tubuhnya, buah dadanya benar benar padat walau tidak besar. Susan Bachtiar menarik celanaku
“Telanjang deh .. biar aku kulum penismu “ sahut Susan Bachtiar dengan muka pengen, gairah seksnya memang tinggi.
“Kita telanjang ya Mbak .. nggak boleh ada pakaian sama sekali “ ajakku dengan membuka pakaianku bagian atas. Habis aku membuka pakaianku sampai telanjang, aku kemudian menaikan kaki Susan Bachtiar ke sofa, kulepas roknya itu kemudian terlihat celana dalamnya sudah basah
“Mbak Susan nggak tahan ya “ ledekku
“Aaah nakal kamu sayaaaaaaaaang “ sahut Susan Bachtiar dengan tersenyum akibat ledekanku.
Kutarik sampai lepas roknya kemudian aku melemparkan roknya itu, tubuh presenter ini benar benar menggairahkan aku semakin tidak tahan, celana dalamnya aku tarik dan kulihat memeknya benar benar indah sekali, jembutnya tipis nan rapi.
“Uuh .. memek Mbak Susan indah sekali .. lebih indah jika kontolku menyodok nyodok” racauku dengan vulgar
“Please .. venis and vagina .. sound better “ sahut Susan Bachtiar dengan wajah yang sudah tidak tahan, matanya terus menatap ke kontolku.
“But ! kontol dan memek lebih nikmat “ sahutku dengan melemparkan celana dalam Susan Bachtiar ke meja di sampingku, aku kemudian langsung menindih, kuremas buah dadanya yang masih tertutup bra, itu aku melumat bibir Susan Bachtiar, Susan Bachtiar pun dengan erat memelukku, meladeni lumatanku dengan rakus dan liar, kami berdua saling menghisap di bibirku, luar biasa nakal dan liar Susan Bachtiar ini. Geliat tubuhnya menggelinjang seiring tanganku membuka cup branya, meremas lembut buah dadanya yang ranum itu.
“Ooh sayaaaaaaaaaaaaaang teruuuuuus aaaaaaaaaaaaaah .. “ erang Susan Bachtiar tak tahan akan pertarungan bibir kami yang semakin menggila, Susan Bachtiar mendorong dadaku agar aku tidak menindihnya, aku pun duduk kembali, Susan Bachtiar bangun dan kemudian membuka branya sendiri, kemudian dilemparkan ke mukaku
“Berani menelanjangi aku .. harus berani tanggung jawab .. sini kontolmu aku emut “ kata Susan Bachtiar dengan tegas dan tersenyum nakal, aku membuka pahaku, dengan gemas Susan Bachtiar menempeleng kontolku
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh jiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erangku
“Kontol nakaaaaaaaal … rasakan saja kau .. “ seru Susan Bachtiar dengan gemas dan memegang kontolku
“Aku mau nanya .. sudah berapa kali kau berselingkuh dengan Bu Lula Kamal .. “ selidik Susan Bachtiar dengan wajah menatapku yang sedang memegang kontolku dengan gemas
“Mbak Lula yang ngajak sayaaaaaaaang “ sahutku
“Aku tanya berapa kali ?” tanya lagi Susan Bachtiar dengan serius
“Berkali kali Mbak .. “ jawabku ngasal
“Kau harus begitu .. berkali kali menyetubuhi aku “ sahut Susan Bachtiar dengan enteng kemudian tersenyum
“Ah Mbaak .. tadi malu malu .. sekarang kok nagih nagih “ ledekku sampai membuat Susan Bachtiar tergelak.
“Lha kontolmu besaaaaaar .. aku suka kontol besar, sayaaaaaaaaang .. aku nikmati kontolmu ya sayaaaaaang .. aku pengin merasakan kontolmu .. sudahlah sayaaang .. rebahan sana “ perintah Susan Bachtiar dengan mendorong dadaku.
Dengan rakus Susan Bachtiar langsung menelan kontolku bulat bulat masuk mulutnya, kontolku dipermainkan dalam mulutnya, selepas itu kontolku dikeluarkan, kemudian diludahi, terlihat kontolku memerah karena lipstik di bibir Susan Bachtiar memudar, lidah Susan Bachtiar menjilati rakus kontolku, kubiarkan wanita ini menikmati es krim padat kontolku. Aku tengadah merasakan kenakalan bibir dan lidah presenter ini yang suka petualangan seks juga, kurebahkan tubuhku agar nyaman. Kupandang Susan Bachtiar yang sedang rakus rakusnya bermain dengan kontolku itu. Lidahnya menjilat jilati batangku ke mana mana, kanan kiri, atas bawah, kemudian dengan rakusnya menelan kontolku, menyepong kontolku rakus sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar